Kabupaten Banyuwangi merupakan
salah satu daerah berkembang di Indonesia yang saat ini terus mengembangkan sektor pariwisatanya. Banyak destinasi di Kabupaten banyuwangi
yang terus diperbaiki
agar menjadi ladang pemasukan bagi Kabupaten Banyuwangi.
Rawa Bayu merupakan salah satu destinasi wisata yang saat ini dikembangkan oleh pemerintah Banyuwangi.
Tempat wisata ini terletak di kaki Gunung Ijen, tepatnya berada di Dusun Sambungrejo, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.Rawa Bayu merupakan tempat wisata yang bearada di dekat hutan sekunder namun lahan tersebut mulai terkonversi, yaitu dari hutan sekunder menjadi hutan produksi, serta menjadi perkebunan. Rawa Bayu sendiri memiliki beberapa sumber mata air yang airnya akan mengisi Rawa Bayu. Terdapat 4 sumber mata air, di antaranya yaitu Sumber Kaputren, Sumber Dewi Gangga, Sumber Panguripan dan Sumber Kamulyan.
Tempat wisata ini terletak di kaki Gunung Ijen, tepatnya berada di Dusun Sambungrejo, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.Rawa Bayu merupakan tempat wisata yang bearada di dekat hutan sekunder namun lahan tersebut mulai terkonversi, yaitu dari hutan sekunder menjadi hutan produksi, serta menjadi perkebunan. Rawa Bayu sendiri memiliki beberapa sumber mata air yang airnya akan mengisi Rawa Bayu. Terdapat 4 sumber mata air, di antaranya yaitu Sumber Kaputren, Sumber Dewi Gangga, Sumber Panguripan dan Sumber Kamulyan.
Sumber mata air yang ada tersebut dimanfaatkan pula oleh masyarakat, tidak hanya sebagai kebutuhan sehari-hari, namun juga sarana religius. Sumber mata air akan dapat mati apabila kawasan di sekitarnya kering dan tidak bervegetasi, apabila vegetasi habis di tebangi, akan membuat permasalahan, misalnya akan terjadi kekeringan. Keberadaan dari hutan sekunder tentu saja harus tetap dijaga, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Berbagai aspek harus diperhatikan untuk menjaga keberlangsungan hutan sekunder, salah satunya yaitu kesuburan tanah. Arthropoda tanah merupakan biota yang dapat menyuburkan tanah. Berdasarkan hal tersebut, Arthropoda tanah dapat digunakan sebagai indikator tanah.
Alih fungsi lahan menjadi
perkebunan yang terjadi pada hutan sekunder yang ada di dekat kawasan Rawa Bayu
tentu saja akan menyebabkan perbedaan komunitas arthropoda tanah yang ada pada
berbagai lahan tersebut. Namun karena jarak dan jenis tanah yang sama anatara
hutan sekunder, hutan pinus, dan kebun singkong memungkinkan persamaan
komunitas arthropoda tanah yang ada pada beberapa jenis lahan tersebut. Untuk
melihat kesamaan komunitas Arthropoda tanah pada ketiga jenis lahan tersebut
dapat menggunakan . cluster menggunakan indeks kesamaan Bray Curtis.
Berdasarkan gambar di samping, dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat
kesamaan komunitas Arthropoda tanah pada ketiga jenis lahan karena indeks
kesamaan kurang dari 0,8. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas tanah pada
tiga lahan tersebut berbeda satu sama lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar